Kabupaten Purbalingga, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purbalingga. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur dan selatan, serta Kabupaten Banyumas di barat dan selatan.
Geografi
Terletak pada 101° 11" BT - 109°35" BT dan 7°10" LS - 7°29 LS" terbentang pada altitude ± 40 – 1.500 meter diatas permukaan laut dengan dua musim yaitu musim Hujan antara April – September dan musim Kemarau antara Oktober – Maret. Secara umum Purbalingga termasuk dalam iklim tropis dengan rata-rata curah hujan 3,739 mm – 4,789 mm per tahun. Jumlah curah hujan tertinggi berada di Kecamatan Karangmoncol, sedangkan curah hujan terendah di Kecamatan Kejobong. Suhu udara di wilayah Kabupaten Purbalingga antara 23.20° C – 32.88° C dengan rata-rata 24.49° C.Purbalingga berada di cekungan yang diapit beberapa rangkaian pegunungan. Di sebelah utara merupakan rangkaian pegunungan (Gunung Slamet dan Dataran Tinggi Dieng). Bagian selatan merupakan Depresi Serayu, yang dialiri dua sungai besar Kali Serayu dan anak sungainya, Kali Pekacangan. Anak sungai lainnya yaitu seperti Kali Klawing, Kali Gintung, dan anak sungai lainnya. Ibu kota Kabupaten berada di Purbalingga, sekitar 21 km sebelah timur laut Purwokerto.
SEJARAH PURBALINGGA
Sebuah nama yang pasti tidak akan tertinggal ketika membicarakan sejarah Purbalingga
adalah Kyai Arsantaka, seorang tokoh yang menurut sejarah menurunkan
tokoh-tokoh Bupati Purbalingga.Kyai Arsantaka yang pada masa mudanya
bernama Kyai Arsakusuma adalah putra dari Bupati Onje
II. Sesudah dewasa diceritakan bahwa kyai Arsakusuma meninggalkan
Kadipaten Onje untuk berkelana ke arah timur dan sesampainya di desa
Masaran (Sekarang di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara) diambil
anak angkat oleh Kyai Wanakusuma yang masih anak keturunan Kyai Ageng
Giring dari Mataram.
Pada tahun 1740 – 1760, Kyai
Arsantaka menjadi demang di Kademangan Pagendolan (sekarang termasuk
wilayah desa Masaran), suatu wilayah yang masih berada dibawah
pemerintahan Karanglewas (sekarang termasuk kecamatan Kutasari,
Purbalingga) yang dipimpin oleh Tumenggung Dipayuda I. Banyak riwayat
yang menceritakan tenang heroisme dari Kyai Arsantaka antara lain ketika
terjadi perang Jenar, yang merupakan bagian dari perang Mangkubumen,
yakni sebuah peperangan antara Pangeran Mangkubumi dengan kakaknya Paku
Buwono II dikarenakan Pangeran mangkubumi tidak puas terhadap sikap
kakanya yang lemah terhadap kompeni Belanda.
Dalam
perang jenar ini, Kyai Arsantaka berada didalam pasukan kadipaten
Banyumas yang membela Paku Buwono. Dikarenakan jasa dari Kyai Arsantaka
kepada Kadipaten Banyumas pada perang Jenar, maka Adipati banyumas R.
Tumenggung Yudanegara mengangkat putra Kyai Arsantaka yang bernama Kyai
Arsayuda menjadi menantu. Seiring dengan berjalannya waktu, maka putra
Kyai Arsantaka yakni Kyai Arsayuda menjadi Tumenggung Karangwelas dan
bergelar Raden Tumenggung Dipayuda III.
Masa masa
pemerintahan Kyai Arsayuda dan atas saran dari ayahnya yakni Kyai
Arsantaka yang bertindak sebagai penasihat, maka pusat pemerintahan
dipiindah dari Karanglewas ke desa Purbalingga yang diikuti dengan
pembangunan pendapa Kabupaten dan alun-alun. Nama Purbalingga ini bisa
kita dapati didalam kisah-kisah babad. Adapun Kitab babad yang berkaitan
dan menyebut Purbalingga diantaranya adalah Babad Onje, Babad
Purbalingga, Babad Banyumas dan Babad Jambukarang. Selain dengan empat
buah kitap babat tsb, maka dalam merekonstruksi sejarah Purbalingga,
juga melihat arsip-arsip peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang
tersimpan dalam koleksi Aarsip Nasional Republik Indonesia.Berdasarkan
sumber-sumber diatas, maka melalui Peraturan daerah (perda) No. 15 Tahun
1996 tanggal 19 Nopember 1996, ditetapkan bahwa hari jadi Kabupaten
Purbalingga adalah 18 Desember 1830 atau 3 Rajab 1246 Hijriah atau 3
Rajab 1758 Je.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar